Pasar Seni (Central Market); Tempat belanja oleh-oleh penuh sejarah | JET Goes to Malaysia angkatan perdana (part 6)

 Kurang lengkap jika bepergian tanpa membeli souvenir khas daerah tersebut. Nah, di KL ada tempat yang favorit dan terkenal sebagai pusat belanja oleh-oleh yang khas dan murah, yaitu Central Market atau lebih sering disebut Pasar Seni. Lokasinya berdekatan dengan China Town Petaling Street dan berada di tepian Sungai Klang bersebelahan bangunan Pos Malaysia. Selain di Bukit Bintang, inilah salah satu tempat di Kuala Lumpur yang dijadikan pasar oleh-oleh. Central Market adalah pasar oleh-oleh paling bersejarah di Kuala Lumpur.







Kenapa bersejarah? Karena pasar ini sudah ada sejak tahun 1888. Awalnya, pasar ini adalah pasar basah yang dibangun oleh warga China setempat. Sempat ditutup, tapi kemudian dibuka kembali dan dijadikan sebagi situs bersejarah. Pada tahun 1980-an, pasar ini dijadikan sebagai pusat seni, budaya dan kerajinan.

Akses menuju Pasar Seni pun sangat mudah. Dari Bukit Bintang, kita bisa naik bis GoKL yang gratis. Pilih bis GoKL Purple Line dengan tujuan akhir Pasar Seni. Maka kita sudah sampai langsung di terminal Pasar Seni. Atau bisa juga menggunakan kereta KTM Komuter menuju Stasiun Kuala Lumpur, satu stasiun setelah stasiun KL Sentral. Setibanya di Stasiun Kuala Lumpur, anda bisa berjalan kaki sekitar 500 meter keluar ke arah timur melalui jembatan penyeberangan untuk menuju Pasar Seni. Naik LRT juga bisa dengan tujuan Stasiun Pasar Seni.

Setibanya di Jalan Tun Tan Cheng Lok, bangunan Pasar Seni bercat biru muda dengan tulisan “Central Market Since 1888” akan menyambut dengan impresinya. Di sisi kanan, tenda-tenda penjual kerajinan menyambut para pejalan kaki yang lalu-lalang. Semua bersih dan teratur, impresi sore yang begitu hangat di kompleks Pasar Seni Kuala Lumpur.

Di dalam pasar berbagai barang kerajinan terhampar di kanan kiri. Mulai dari gantungan kunci dan miniatur KLCC Twin Tower Petronas kebanggaan Kuala Lumpur yang begitu populer dan mudah dijumpai, patung keramik handmade, lukisan, boneka, aneka kaos dan tas bernuansa Malaysia, layang-layang, dan masih banyak lagi, benar-benar memanjakan mata. Para penjual menempati los-los yang teratur dan rapi menantikan calon pembeli yang berlalu-lalang.

Barang-barang kerajinan yang dijual cukup terjangkau harganya dengan kurs Ringgit Malaysia (RM). Sebagai contoh, satu miniatur kecil KLCC Twin Tower dengan ukuran 10 cm dijual 5 RM atau sekitar Rp. 18.500 dengan kurs sekitar Rp.3.700. Itu hampir setara dengan harga 1 porsi nasi lemak lauk ayam atau 3 gelas teh tarik di Malaysia. Kemudian 1 patung keramik China figuratif berukuran kecil dijual sekitar 8 RM. Sedangkan, 1 lukisan tradisional Mandarin ukuran kecil di atas kertas 20 cm x 20 cm dijual cukup mahal mulai dari 38 RM atau sekitar Rp 140.000.

Untuk mencerminkan keberagaman culture penduduk Malaysia, terdapat tiga zona berbeda yang terdapat di dalam kompleks Central Market, yakni: Lorong Melayu, Lorong Cina dan Lorong India. Jadi misalnya kita masuk ke Lorong Cina, itu artinya kita akan melihat banyak produk khas chinese yang dijual dan dipajang, begitupun di kedua lorong lainnya. Zona lainnya terdapat Lorong Kelapa yang menjual berbagai macam makanan khas Malaysia dan Malacca Jonker Street yang memiliki desain bangunan unik tapi tetap digunakan sebagai kedai.

Terdapat juga Central Market Artlane yang terdiri dari 10 studio yang menawarkan seni khas Malaysia yang diwarisi dari seniman legendarisnya. Seperti misalnya seni klasik dan kontemporer, karikatur dan potret. jadi meskipun gak mampu beli, ke area ini tetap menyenangkan karena dapat menikmatinya. Apalagi bagi kalian yang memiliki ketertarikan pada karya seni semacam ini.

Central Market Kuala Lumpur juga akan menyajikan pesona budaya Malaysia yang berwarna. Karena digelarnya berbagai arts performances and cultural festival seperti Chinese New Year, Hari Raya Lebaran, Deepavali dan masih banyak lagi. Kepengurusan Central Market diambil alih pengelolaannya oleh Kha Seng Group pada tahun 2004, lalu kemudian dilakukan berbagai perbaikan pada fasilitasnya. Jika jaman dahulu pasar ini adalah pasar basah (menjual ikan dan sayur) kini Central Market telah menjadi Pasar Seni yang berberan penting dalam mempromosikan nilai-nilai dan kebudayaan Malaysia ke mata dunia.

Mendengar tiga bahasa dan budaya sekaligus (Melayu, Hindi, Chinese) di Malaysia ini tentu udah nggak mengherankan lagi, tapi ketika melihat semuanya berdampingan secara harmonis tentu akan menjadi daya tarik tersendiri untuk mengunjungi pasar ini bukan?!

Comments

Popular posts from this blog

Edutrip; Satu dari 1000 Jalan menuju Ridha-Nya

Pemuda Pemudi Kampung menjelajah ASEAN | JET VI Malaysia-Thailand Mei 2016