Explore Sistem Transportasi KL | JET Goes to Malaysia Angkatan Perdana (part 2)

 Explore sistem transportasi di Kuala Lumpur; Terpadu dan Nyaman walau Melelahkan....


27 Oktober 2015
Masih di hari pertama perjalanan kami, dari KL Sentral kami menuju kawasan Bukit Bintang. Sebuah kawasan yang sangat populer di Kuala Lumpur dan menjadi salah satu tujuan wisata gratis. Di kawasan inilah Apartemen yang sudah kami booking sejak jauh-jauh hari berada. Merupakan pusat perbelanjaan dan hiburan di KL, dipenuhi oleh pusat perbelanjaan, kafe, klub, toko, apartemen dan mall. Daerah ini sangat populer di kalangan wisatawan lokal maupun asing termasuk dari Indonesia. Lengkapnya baca disini. Nah, yang keren adalah Apartemen kami berada di atas salah satu Mal yaitu Fahrenheit 88.

Untuk menuju kawasan Bukit Bintang dari KL Sentral, sebenarnya cukup mudah. Hanya sekali saja naik monorail. Stasiun Monorail KL Sentral memang posisinya tidak menyatu dan berdekatan dengan stasiun kereta api jenis lain seperti LRT atau KTM, sehingga waktu itu kami mengira untuk naik monorail harus naik LRT dulu lalu transit di stasiun Hang Tuah lalu transit lagi. Ternyata di kemudian hari kami baru tahu dari KL Sentral cukup naik monorail saja sekali.
Lumayan sehat dan mengurangi berat badan nih....


Karena beberapa kali transit, dan desain stasiun di KL menyehatkan badan (karena harus naik turun eskalator), anak-anak mulai kehabisan energi. Beberapa akhirnya request untuk segera makan siang. Maka bu Ana dan bu Febi memutuskan untuk mampir ke Plaza Sungei Wang begitu kami tiba di stasiun monorail Bukit Bintang. Sempat salah lantai saat janjian dengan bu Ana, seharusnya lantai 3 tapi anak-anak naik ke lantai 4. Baper mungkin, bawaan laper ^_^. Anak-anak langsung heboh karena di foodcourt lantai 4 banyak yang menawarkan makanan dengan gaya a la “uncle Muto” di serial Upin Ipin :-D. Sempat agak susah komunikasi karena WA bu Ana tidak aktif, anak-anak semakin dramatis. Beberapa anak sempat membeli nasi lemak saat menunggu bis di KLIA2. Maka sambil menunggu kepastian kabar dari bu Febi yang mencari bu Ana, beberapa anak makan "bareng" dan tanpa malu lagi mereka makan "lesehan" di lantai Plaza Sungei Wang. Anak2 sekolah alam sih memang begini nih.... 


Kami lalu bergegas ke foodcourt di lantai 3, disitu kami makan nasi goreng seafood dan minum ais lemon tea. Satu paket tersebut harganya sekitar RM 7,5. Ternyata yang masak orang Indonesia, dari Semarang. Tapi bu Febi memilih makan Roti Cane dan Teh Tarik, lebih murah lho. Satu paket hanya RM 2! Wow banget khan? Beberapa anak sempat tidak habis karena porsi nasi gorengnya sangat banyak. Alhamdulillah ada Adit yang porsi makannya sesuai dengan tubuhnya.

Selesai makan, barulah kami menuju apartemen untuk check-in. Keluar dari Plaza Sungai Wang, jalanan basah, ternyata saat kami makan tadi hujan turun. Alhamdulillah.... karena di Bekasi hingga kami berangkat hujan belum juga turun dan masih heboh soal kabut asap, begitu sampai di KL kami disambut hujan. Kami masuk melalui mal Fahrenheit 88 karena lokasi apartemen kami ada di atasnya. Ada lift khusus menuju apartemen. Saat tiba di lantai 7, entah karena lelah atau silaf mata, rombongan di depan (Bu Ana, Adit, Silmi, Tia, Rifka) sempat salah buka pintu. Suasana langsung heboh karena sempat ada “kejadian 707” menurut mereka. Apakah itu? Biarlah mereka saja yang cerita.

Menuju Apartemen

Apartemen Fahrenheit 705 yang kami sewa ini dikelola oleh orang Indonesia, Riyani Wong namanya. Yang mengurus apartemen ini juga orang Indonesia. Apartemennya bagus, dengan fasilitas yang lengkap, free wifi, ada dapur, 4 kamar dan dua kamar mandi. Bu Febi langsung membagi kamar. Setelah itu kami pun segera unpacking, lalu Sholat Dzuhur dan Ashar dijamak qasar. Selesai sholat, setiap kelompok mulai menjalankan tugasnya masing-masing. Saat briefing terakhir, Pak Sahid sudah membagi menjadi tiga kelompok. Kelompok 1 terdiri dari Adit, Ayash dan Ammar dengan pendamping Pak Sahid. Kelompok 2 ada Gibran, Pras, dan Athaya dengan pendamping bu Yuni. Kelompok 3 adalah para gadis yaitu Silmi, Rifka dan Chintia dengan pendamping Bu Danis.

Bu Febi dan Bu Ana pergi ke Giant di Plaza Sungai Wang untuk belanja beberapa bahan masakan, sebagian lagi mandi. Kelompok yang dapat tugas masak hari pertama adalah para gadis. Mereka menyiapkan makan malam. Ini adalah bagian dari kurikulum program edutrip ini, memasak untuk efisiensi biaya. Kelompok 1 dapat tugas kebersihan, sementara kelompok 2 kebagian tugas kerapihan.


Memasak – Membersihkan dan Merapikan, belajar kehidupan

Menu makan malam kami adalah rendang telur dan tumis jamur. Alhamdulillah, nikmat Allah manalagi yang akan kita dustakan... Usai makan, kami bersiap menuju KLCC.  Dari Apartemen, kami menuju KLCC menggunakan Bis GoKL. Bis GoKL adalah layanan bis gratis dari pemerintah Malaysia untuk para wisatawan, namun warga Malaysia juga banyak yang memanfaatkan layanan ini. Sayang kalau tidak dimanfaatkan, gratis euy! Di dekat apartemen ada halte bis GoKL, tepatnya di depan Starhill Gallery, hanya 5 menit berjalan kaki dari apartemen. Untuk ke KLCC, kami harus naik bis Green Line. Ya, rute bis GoKL ada 4 dan dibedakan dari warna jalur (line) yaitu Green, Blue, Purple dan Red. Jangan sampai salah naik.....

Sampai di KLCC kami langsung menuju KLCC Park di belakang Suria KLCC. Di KLCC Park kami langsung disambut Water Dancing Fountain alias Air Mancur menari. Pertunjukan ini diadakan tiap malam, dengan air mancur yang bergerak diiringi musik dan permainan cahaya lampu yang mempesona. Anak-anak sangat serius menikmati pertunjukannya, beberapa bahkan merekam dengan handphone dan kamera mereka. Sementara Silmi mencoba untuk meluaskan jejaring dengan berkenalan pada seorang muslimah yang ternyata berasal dari Palestina.

Usai menikmati hiburan yang luar biasa keren, kami menuju depan menara Petronas untuk photo-photo. Belum lengkap kunjungan ke KL tanpa kunjungan dan photo-photo di menara kembar tertinggi di dunia yang sekaligus kantor pusat perusahaan minyak Malaysia, Petronas. Menara kembar Petronas menjadi salah satu landmark dari Malaysia.Pada umumnya, para turis akan berfoto dengan latar menara kembar. Disini, talents salah satu peserta tiba-tiba muncul. Sebelumnya, kami hanya tahu Adit saja yang punya talents sebagai juru photo. Ternyata Ayash malam ini membuktikan, dia punya bakat itu. Bahkan saat sedang serius mencari posisi agar hasil photo di depan menara petronas bagus, sempat ada turis yang meminta bantuan Ayash untuk memotretnya. Turis tersebut bahkan mau jika memang harus membayar. Wow! Tapi Ayash menolaknya. Setelah selesai memotret turis tersebut, satu per satu kami photo di depan menara Petronas. Hanya Rifka yang menolak. So, here we are....


Photo Bareng di Petronas, kayak pake photoshop ye...

Tidak lama kemudian, Bu Ana datang setelah mengambil tas dari hotel tempat Bu Ana dan Bu Febi transit. Bu Ana dan Bu Febi memang tiba di KL lebih dulu dari rombongan. Mereka berangkat lebih awal karena survey ke Bangkok, Hatyai, dan Penang. Cerita lengkapnya bisa baca disini. Tiba di KL, mereka “menumpang” menginap di Hotel tempat salah satu orangtua murid SD Alam Jingga yang sedang mendapat tugas kantor ke KL. Kami kembali ke apartemen naik Bis GoKL lagi. Karena waktu sudah menunjukkan jam 23.00 waktu Malaysia, ini berarti bis GoKL terakhir. Alhamdulillah kami masih kebagian bis.

Sampai di apartemen, anak-anak terlihat lelah. Namun kelompok satu diingatkan untuk memasak nasi untuk sarapan besok bagi. Jadi besok pagi tinggal memasak lauknya saja. Yang lain juga diminta untuk tidak tidur dulu, karena akan ada sesi review, insight dan mencatat untuk mengisi worksheet yang telah diberikan. Jam 00.00 waktu KL kami baru beranjak tidur. Mengistirahatkan raga kami untuk petualangan selanjutnya esok hari. Semua sukses tidur dengan lelapnya.

Comments

Popular posts from this blog

Edutrip; Satu dari 1000 Jalan menuju Ridha-Nya

Pemuda Pemudi Kampung menjelajah ASEAN | JET VI Malaysia-Thailand Mei 2016